Istilah quattrick sering terdengar dalam sepak bola, lebih tepatnya merujuk kepada sosok pemain yang berhasil mencetak gol.. Apa yang dimaksud dengan quattrick? Quattrick adalah istilah untuk pemain yang berhasil mencetak empat gol dalam satu laga.. Dilansir dari Goal, ada istilah lain quattrick yakni haul. Artinya sama, yakni pesepak bola Tanpamelupakan continuum ruang dan waktu yang tak pernah terputus dan masa depan ada ditangan kita, pengurus HMI Cabang Malang Komisariat Hukum UMM periode 1424-1425 H/2003-2004 M secara umum kemudian menetapkan beberapa kebijakan sebagai derivasi dari amanah RAK XI—yang berupa Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK)—sebagai salah 9 Permenaker No. Per-04/Men/1987 Panitia Pembina K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 3 (1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota (2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan (3) P2K3 ditetapkan oleh Jikadirunut pada sejarah, dapat saja kita katakan bahwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 merupakan titik berangkat dari kesepakatan untuk berbangsa Indonesia itu. Sumpah ini adalah sumpah untuk membangun solidaritas besar, dengan menjadikan semua orang yang mengaku dirinya “Indonesia” memiliki kesadaran yang sama pula untuk bertanah CiriCiri UUD di negara komunis: Memberi kekuasaan yang besar bagi (penguasa) negara untuk menyelenggarakan segenap aspek kehidupan bernegara dan membatasi dan menekan hak-hak warga negara; Konstitusi Sosial adalah konstitusi sebagai dokumen hukum dan mengandung cita-cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, sistem politik Selanjutnyadiperjelas pula dengan apa yang dimaksud dengan hubungan kemitraan yaitu “Usaha menengah dan usaha besar melaksanakan hubungan kemitraan dengan usaha kecil, baik yang memiliki maupun yang tidak memiliki keterkaitan usaha”. “Pelaksanaan hubungan kemitraan diupayakan ke arah terwujudnya keterkaitan usaha”. VDK0. Dalam hal ini sikap-sikap in group pada umumnya di dasarkan pada faktor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Adapun sika-sikap out group yang ditanda dengan antagonisme antipati. Yang dalam anggota in group ditandai dengan kerjasama, persahabatan, keteraturan dan peradamain. Dan sedangkan dalam out group ditandai dengan sikap ketidakpedulian, kebencian, permusuhan dan sikap saling membenci. Kelompok sosial terbentuk atas dasar perasaan individu terhadap kelompk itu. Dalam hal ini menurut Sumner kelompok sosial dibedakan menjadi dua yaitu In group Dan Out group. In group Ingroup kelompok dalam merupakan kelompok sosial di mana di antara anggota-anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan lainnya. Kelompok sosial merupakan tempat di mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai kami atau kamu, kita atau mereka. “In-Group adalah kelompok sosial dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya sebagai “kita” atau “kami”. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Kelompok Sosial – Faktor, Pembentukan, Ciri, Klasifikasi, Contoh, Para Ahli Out group Outgroup kelompok luar ialah kelompok yang berada di luar suatu kelompok yang ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau antipati. Misalnya orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit putih. Sedangkan Out-Group adalah kelompok sosial di luar in group, atau di luar kita, di luar kami. Kelompok di luar itu adalah mereka. Out Group merupakan kelompok sosial yang berada di luar in group. Sikapnya selalu ditandai dengan suatu kelainan dan sering ditandai antagonism “antipati”. Perasaan in group dan out group merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan dengan etnosentrisme. Yang anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu, sedikit banyaknya akan mempunyai kecenderungan yang menganggap bawah segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri merupakan suatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya. Dalam hal ini kecenderungan tersebut disebut dengan etnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap etnosentris tersebut sering disamakan dengan sikap mempercayai sesuatu, yang sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang bersangkutan untuk mengubahnya walaupun dia menyadari bahwa sikapnya salah. Sikap entnosentrsi disosialisasikan atau diajarkan kepada anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan yang lain. Di dalam proses tersebut sering kali digunakan stereotip yakni gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu. Yang keadaan demikian sering kali dijumpai dalam sikap suatu kelompk etnis terhadap kelompok etnis lainnya. Yang masalnya golongan orang-orang berkulit putih terhdap orang-orang negro di Amerika Serikat. Yang sikap demikian memiliki aneka macam dasar yang saling berhubungan bahkan kadang-kadang berlawanan satu dengan lainnya. Misalnya seseorang yang tergolong ke dalam suatu kelompok etnis tertentu, sikapnya mungkin berbeda dengan sikap kelompoknya sendiri karena memeluk agama lain atau berbeda daerah kelahirannya. In group dan out group dapat dijumpai disemua masyarakat, meskipun kepentingan-kepentingan tidak selalu sama. Dalam masyarakat-masyarakat yang bersahaja mungkin jumlahnya tidak begitu banyak bila dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat yang sudah kompleks, walaupun dalam masyarakat-masyarakat yang sederhana tersebut perbedaan-perbedaannya tidak begitu tampak dengan jelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap kelompk sosial merupakan in group bagi anggotanya, konsep tersebut dapat diterapkan terhadap kelompok-kelompok sosial yang relatif kecil sampai yang terbesar, selama para anggotanya mengadakan identifikasi dengan kelompoknya. Contohnya kami adalah mahasiswa Marketing Komunikasi, sedangkan mereka adalah mahasiswa teknik komputer, kami adalah mahasiswa Universitas Indonesia, mereka adalah mahasiswa Atma Jaya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Dinamika Kelompok – Pengertian, Fungsi, Jenis, Ciri, Keunggulan, Kekurangan, Kegiatan Ciri dan Klasifikasi In Group dan Out Group Ciri-ciri In Group dan Out Group Anggota-Anggota suatu kelompok sosial tertentu sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan dengan kelompoknya sendiri sebagai sesuatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok-kelompok lainnya. Kecenderungan ini biasa disebut dengan etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Etnosentrisme disosialisasikan atau diajarkan kepada setiap anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan lain. Klasifikasi In Group dan Out Group Pengklasifikasian kelompok menjadi in-group dan out-group dapat ditemui dalam peristiwa tawuran pelajar. Terkait hal tersebut terdapat 2 macam interaksi sosial, yaitu Interaksi dengan sesama anggota in-group yang bersifat kerja sama, simpati, kedekatan. interaksi antara anggota kelompok in-group dan out-group yang diwarnai oleh pertentangan atau antipati. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Keanekaragaman Dan Perubahan Sosial Budaya Perbedaan in group dan out group Berdasarkan derajat interaksinya terdapat dua tipe kelompok sosial, yaitu “in-group dan out-group” In-group kelompok dalam yaitu kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasi dirinya dengan kelompoknya. Out-group kelompok luar yaitu merupakan kelompok yang di luar in-group Berdasarkan derajat interaksinya terdapat dua tipe kelompok sosial, yaitu “in-group dan out-group” In-group kelompok dalam yaitu kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasi dirinya dengan kelompoknya. Out-group kelompok luar yaitu merupakan kelompok yang di luar in-group Tipe kelompok in-group akan dijumpai dalam kehidupan yang penuh dengan kerjasama, persahabatan, keteraturan dan kedamaian. Tipe kelompok out-group yang muncul adalah rasa kebencian, permusuhan, sampai menyulut peperangan Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Kemajemukan Berdasarkan Ras Beserta Penjelasannya Pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial Pada dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut Persepsi Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya. Motivasi Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju. Tujuan Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu. Organisasi Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif. Independensi Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok. Interaksi Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut. Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama dalam memnuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjai akan membentuk sebuah kelompok Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – masing anggota siap menjadi ketua atau anggota. Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Definisi Hubungan Struktur Sosial Dengan Mobilitas Sosial Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial a. Dinamika kelompok Dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika kelompok yaitu Tujuan segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok Keyakinan aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar Norma perilaku standar yang dapat diterima Sanksi sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota kelompok Peranan kedudukan hirarki hak dan kewajiban Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain Jenjang sosial Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok b. dinamika organisasi sosial Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat dari Sistem organisasi tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya Struktur organisasi kewenangan, komunikasi, tugas; Proses organisasi hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan supervisi. Contoh Kejadian antara group Contoh Kasus Outgroup Sekolah Dasar Mardi Waluya Cipanas adalah salah satu sekolah swasta Katolik di Cipanas yang didirikan dengan tujuan awal sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Santo Yusuf selanjutnya disebut anak panti. Namun sejak tahun 1990, Panti Asuhan Santo Yusuf mengalami perluasan dengan menerima anak-anak dari kota besar yang “dititipkan” oleh orang tua mereka yang selanjutnya akan disebut sebagai anak asrama. Selain itu, sekolah juga menerima anak-anak yang berasal dari Cipanas dan sekitarnya yang tinggal di luar panti asuhan. Anak-anak ini kemudian akan disebut sebagai anak luar dan menjadi kelompok mayoritas karena jumlahnya yang paling banyak dibandingdengananak-anakpantidananak-anakasrama. Karena bersekolah di sekolah yang sama, maka siswa-siswa tersebut pun berinteraksi satu dengan yang lain. Mereka berinteraksi dengan membawa ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing individu, sehingga terbentuklah kelompok-kelompok kecil berdasarkan persamaan dan perbedaan yang mereka miliki sebagai dampak dari interaksi tersebut. Kelompok-kelompok yang terbentuk adalah kelompok anak luar, anak asrama dan anak panti yang dapat dibedakan berdasarkan latar belakang dan ciri-ciri umum yang dimiliki oleh setiap kelompok. Hubungan antar kelompok yang terjalin antar ketiga kelompok tersebut tidak jarang menimbulkan masalah yang dapat mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Masalah-masalah tersebut diduga berasal dari anak asrama yang dengan jumlahnya yang sedikit berhasil mempengaruhi kelompok lain. Karena fenomena ini paling jelas terlihat pada siswi kelas 5, maka yang menjadi subjek penelitian adalah para siswi kelas 5 yang dianggap dapat mewakili kelompoknya. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 orang dari masing-masing kelompok. Jadi total subjek adalah 9 orang. Pengambilan data dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara yang disusun sesuai teori yang digunakan, yaitu Social Identity Theory dan alat perekam untuk membantu meningkatkan keakuratan dalam proses analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terjadi hubungan antar kelompok pada siswi kelas 5 SD Mardi Waluya Cipanas, terutama antara kelompok anak asrama dengan anak panti. Hubungan antar kelompok semakin jelas dengan adanya Outgroup Bias, asimilasi, kreatifitas dan potensi munculnya konflik Outgroup bias terlihat dari penilaian negatif yang diberikan oleh keenam subjek dari kelompok anak panti dan anak luar terhadap anak asrama, dan penilaian negatif yang diberikan oleh ketiga subjek dari kelompok anak asrama kepada anak luar. Hal itulah yang kemudian menimbulkan konflik, baik antara anak asrama dengan anak luar, juga antara anak asrama dengan anak panti. Dalam memilih teman bermain, kelompok anak luar lebih fleksibel. Sebagai kelompok mayoritas dari segi jumlah, individual differences yang mereka miliki lebih menonjol dibanding degan identitas kelompok mereka. Sedangkan anak asrama memiliki batasan yang tegas, sehingga asimilasi yang dilakukan oleh anggota kelompok lain, tidak semua dapat berhasil. Saran Dalam hidup bermasyarakat, kita sebaiknya menghindari yang namanya outgroup karena akan menyebabkan ketidakharmonisan kita menjadi anggota banyak kelompok, kita terikat secara emosional hanya pada beberapa kelompok saja. Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan kita, dan tetangga yang dekat di kampung/desa bukan di real estate, terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari Copyright © 2023 Mahasiswa Psikologi RSJawaban yang benar adalah solidaritas di dalam suatu kelompok jadi lebih kuat karena adanya konflik sosial dengan kelompok lain. Berikut ini penjelasannya. Konflik sosial adalah proses sosial antara dua orang atau lebih atau juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Menurut Lewis A Coser terdapat istilah in-group solidarity, yaitu solidaritas di dalam suatu kelompok jadi lebih kuat karena adanya konflik sosial dengan kelompok lain. Meningkatnya solidaritas di dalam kelompok terbentuk agar satu kelompok bisa memenangkan konflik maupun mencapai keinginannya dan mengalahkan kelompok lain yang menjadi lawannya. Hal ini sejalan dengan ilustrasi pada soal, di mana dampak dari konflik antara NATO dan Rusia menyebabkan negara-negara NATO lebih akrab dengan Ukraina. Jadi, in-group solidarity adalah solidaritas di dalam suatu kelompok jadi lebih kuat karena adanya konflik sosial dengan kelompok akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan! - Sebagai makhluk sosial, manusia punya kecenderungan hidup berkelompok. Pengelompokan yang terjadi di masyarakat itu, baik skala kecil maupun besar, mengarah pada pembentukan kelompok sosial. Karena lekat dengan kehidupan manusia, kelompok sosial menjadi salah satu topik penting dalam sosiologi. Kebanyakan manusia hidup secara berpasangan dan berkeluarga. Mayoritas orang juga memiliki lingkar pertemanan dalam berbagai bentuk, seperti organisasi, klub, perkumpulan keagamaan, asosiasi bisnis, kegiatan pendidikan, dan lain sebagainya. Pengalaman berinteraksi dalam berbagai bentuk kelompok sosial itu kemudian membentuk cara individu dalam berpikir dan bertindak. Karena itu, banyak ahli sosiologi mencurahkan perhatiannya pada topik ini untuk memahami bagaimana individu di masyarakat dibentuk oleh kelompok sosial mereka, dan juga sebaliknya. Apa Itu Kelompok Sosial? Secara umum, dalam sosiologi, pengertian kelompok sosial adalah gabungan 2 atau lebih orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari sebuah grup dan saling berinteraksi satu sama lain. Definisi ini merujuk penjelasan John J. Macionis dalam bukunya, Sociology 2007166. Definisi di atas masih sangat luas. Bukan perkara mudah merumuskan definisi kelompok sosial mengingat banyak aspek yang terkait dengan konsep ini. Karena itu, muncul beragam rumusan pengertian kelompok sosial yang disodorkan para ahli. Pada dasarnya, ketika lebih dari satu orang berkumpul maka terbentuklah suatu kelompok. Akan tetapi, tidak semua kumpulan orang layak disebut kelompok sosial menurut standar sosiologi. Macionis mencontohkan, kaum perempuan, prajurit, sarjana, orang kaya, penganut agama tidak termasuk dalam kelompok sosial karena istilah-istilah itu merujuk pada kategori. Meskipun orang-orang yang termasuk dalam ketegori-kategori tersebut memiliki status atau identitas yang sama, mereka asing satu sama lain karena tiadanya interaksi. Selain perlu dibedakan dari kategori sosial, kelompok sosial juga tidak sama dengan kerumunan sosial. Kerumunan merujuk pada kumpulan orang di tempat dan pada waktu yang sama, tetapi tidak berinteraksi satu sama lain secara intens. Sebagai contoh ialah kerumunan orang di stadion saat menonton pertandingan sepak bola atau mereka yang berada dalam satu ruangan di bioskop. Infografik SC Kelompok Sosial. Kathy S. Stolley melalui karyanya, The Basic of Sociology 200583 menjelaskan, istilah kelompok memiliki pengertian khusus dalam sosiologi yang berbeda dari penggunaan kata itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam percakapan biasa, mayoritas kumpulan orang mungkin akan disebut kelompok. Namun, dua orang atau lebih dalam jarak fisik yang dekat tidak selalu disebut kelompok dalam arti sosiologis. "Secara sosiologis, kelompok sosial adalah kumpulan orang yang berinteraksi secara teratur berdasarkan minat bersama dan mengembangkan rasa memiliki yang membuat mereka merasa berbeda dari perkumpulan lain. Mereka membentuk hubungan sosial," tulis Stolley. Seluruh kelompok sosial memiliki unsur-unsur dalam definisi di atas. Kembali menukil penjelasan Stolley, sejumlah kelompok sosial juga mengembangkan solidaritas dan loyalitas antaranggota. Penguatan rasa memiliki terhadap kelompok tersebut sering kali memunculkan permusuhan pada kelompok lain. Pandangan bias pun mudah muncul sehingga orang akan lebih menyukai sesama anggota kelompoknya daripada mereka yang di Kelompok Sosial dan Contohnya Ada banyak jenis kelompok sosial yang selama ini diidentifikasi oleh para ahli sosiologi. Besarnya perhatian para ahli di bidang ini terhadap kelompok sosial memunculkan beragam jenis kelompok sosial tersebut dikategorisasikan berdasar sejumlah faktor. Adanya kategorisasi yang beragam disebabkan oleh cara pandang yang berbeda di antara para ahli ketika menganalisis kelompok sosial. Berikut daftar macam-macam kelompok sosial menurut sejumlah ahli sosiologi seperti dikutip dari berbagai sumber, termasuk modul Sosiologi terbitan Kemdikbud 2020.1. Jenis kelompok sosial menurut Charles H. CooleySosiolog Charles Horton Cooley 1864-1929 membagi kelompok sosial menjadi 2 kategori, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Pembagian ini didasarkan pada makna kelompok bagi para anggotanya. Perbedaan pemaknaan bisa muncul karena derajat interaksi sosial yang tidak kelompok primer. Menurut Cooley, kelompok primer memainkan peranan paling penting dalam hidup banyak orang. Kelompok primer biasanya cukup kecil dan terdiri dari individu-individu yang umumnya terlibat pertemuan tatap muka secara emosional dalam jangka waktu panjang. Kelompok primer, melayani kebutuhan emosional dan beranggotakan orang-orang yang memiliki peran penting dalam sosialisasi individu di masyarakat. Keberadaan kelompok primer primary group ditandai dengan hubungan yang akrab dan mesra di antara anggota-anggotanya. Contoh kelompok primer adalah keluarga. Kedua, kelompok sekunder. Cooley berpendapat kelompok sekunder sering kali lebih besar dalam hal jumlah anggota dan bersifat impersonal. Kelompok sekunder juga bisa hanya terbentuk karena tugas tertentu dalam waktu terbatas. Oleh karena itu, Cooley menilai kelompok sekunder punya fungsi instrumental daripada ekspresif, yang berarti bahwa perannya lebih berorientasi pada tujuan tertentu ketimbang kelompok sekunder, hubungan antaranggota tak akrab. Batas keanggotaan dalam kelompok sekunder pun tidak terlalu tegas. Anggota kelompok sekunder tidak mempunyai kesetiaan dan perasaan yang kuat satu sama lain. Hal ini karena setiap anggota menilai hubungannya dengan anggota lain dalam konteks mencapai tujuan-tujuan yang kelompok sekunder adalah para pegawai yang bekerja di satu kantor, orang-orang yang berdiskusi dalam satu seminar, para murid yang belajar bersama dalam sebuah ruang kelas, dan lain Jenis kelompok sosial menurut Ferdinand TonniesAhli sosiologi dari Jerman, Ferdinand Tonnies 1855-1936 membagi kelompok sosial menjadi dua jenis kategori pula, yakni paguyuban dan patembayan. Pembagian yang dilakukan oleh Tonnies ini didasarkan pada sifat ikatan antaranggota dalam kelompok sosial. Pertama, paguyuban disebut pula dengan gemeinschaft. Menurut Tonnies, paguyuban merupakan kelompok sosial yang para anggotanya memiliki ikatan batin murni, alamiah, sangat kuat, dan bisa bertahan lama. Meski hubungan antaranggota paguyuban bersifat informal, mereka menjalani kehidupan bersama dengan intim, pribadi dan eksklusif. Hubungan antaranggota dalam paguyuban biasa dilatari oleh ikatan darah, tapi juga bisa didasari kesamaan pemikiran, dan kedekatan geografis. Karena itu, Tonnies membagi jenis paguyuban menjadi 3 macam yakni 1 gemeinschaft by blood, atau paguyuban yang terbentuk berdasarkan ikatan kekerabatan; 2 gemeinschaft of place atau yang terbentuk berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal dan lokasi bekerja; 3 gemeinschaft of mind atau paguyuban yang terbentuk karena kesamaan keahlian, pandangan, pemikiran, hingga ideologi. Contoh paguyuban berdasar ikatan darah adalah keluarga dan klan. Sementara contoh paguyuban berdasarkan kedekatan tempat adalah Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelompok Tani Desa, dan lain sebagainya. Adapun contoh paguyuban berlandaskan kesamaan pemikiran adalah komunitas suporter bola, komunitas sepeda onthel, organisasi politik berlandaskan agama, dan lain-lain. Kedua, patembayan yang disebut juga dengan istilah gesellschaft. Patembayan adalah kelompok sosial yang ikatan antaranggotanya tak terlalu kuat karena hubungan dan interaksi mereka terjalin dalam waktu singkat. Dalam patembayan, struktur kelompok bersifat mekanis dan berpengaruh dalam hal pikiran saja. Hal ini membuat hubungan antaranggota patembayan bersifat formal dan lebih memperhitungkan nilai guna dari interaksi dan komunikasi yang terjadi. Contoh patembayan adalah Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia, OSIS dan lain Jenis Kelompok Sosial Menurut Emile DurkheimEmile Durkheim membagi kelompok sosial jadi 2 macam yang didasarkan pada jenis solidaritas pembentuknya. Keduanya adalah solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Pertama, kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik. Durkheim berpendapat solidaritas mekanik menjadi ciri masyarakat yang masih sederhana. Dalam masyarakat dengan solidaritas mekanis, peranan semua anggota sama. Karena itu, ketidakhadiran satu anggota kelompok dapat dengan segera digantikan anggota yang lain. Dalam kelompok ini, yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Seluruh warga anggota kelompok diikat oleh collective conscience, yakni kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, yang bersifat ekstrem serta memaksa. Contoh kelompok sosial solidaritas mekanik adalah masyarakat tradisional atau masyarakat adat yang masih memegang teguh budaya kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas organik. Menurut Durkheim, solidaritas organik tumbuh dan mengikat orang-orang dalam masyarakat yang sudah kompleks. Masyarakat menjadi semakin kompleks karena mengenal pembagian kerja yang detail dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antarbagian. Setiap anggota kelompok akan menjalankan peranan berbeda. Di antara berbagai peranan itu, ada hubungan saling ketergantungan, sebagaimana organ biologis. Ikatan utama yang mempersatukan masyarakat dengan solidaritas organik adalah kesepakatan-kesepakatan yang terjalin di antara berbagai kelompok profesi kelompok sosial solidaritas organik adalah organisasi profesi guru, asosiasi pengusaha garmen, serikat buruh dan lain sebagainya. 4. Jenis kelompok sosial menurut William Graham SumnerWilliam Graham Sumner membagi kelompok sosial menjadi dua jenis, yakni kelompok dalam in-group dan kelompok luar out-group. Mengutip modul belajar guru Bidang Studi IPS-Sosiologi 2021 terbitan Kemdikbud, W. G. Summer membagi kelompok sosial menjadi kedua jenis itu karena melihat fenomema persaingan antarkelompok di masyarakat. Pertama, kelompok dalam in-group disebut juga dengan istilah kelompok kami we-group ialah kelompok sosial yang anggotanya mengidentifikasi diri mereka berdasarkan ikatan di lingkarannya. Dalam in-group, tercipta hubungan persahabatan, kerja sama, dan kedamaian antaranggota. Kedua, kelompok luar out-group atau kelompok orang lain others group. Out-group merupakan kelompok di luar in-group, yang ditandai rasa perbedaan, persaingan, bahkan permusuhan. Ilustrasinya seperti anggapan "kami siswa sekolah X dan mereka siswa sekolah Z," atau "kami warga kampung D desa dan mereka orang kampung T."5. Jenis Kelompok Sosial Menurut Robert K. MertonRobert K. Merton membedakan kelompok sosial berdasarkan derajat organisasinya menjadi dua jenis, yakni membership group kelompok anggota dan reference group kelompok acuan. Membership group adalah kelompok yang anggotanya secara fisik menjadi bagian kelompok meski tidak selalu berkumpul dengan anggota lain. Contohnya adalah kelompok pelajar SMA, kelompok mahasiswa, kelompok pekerja, dan sebagainya. Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang dan suatu grup untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Sebagai contoh, kelompok sosialita di Amerika menjadi referensi bagi kelompok sosialita di Jenis Kelompok Sosial Menurut George SimmelGeorge Simmel membedakan jenis-jenis kelompok sosial berdasarkan jumlah anggotanya. Simmel menganalisa kelompok-kelompok sosial mulai dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad, kemudian gabungan dua orang dyad, tiga orang triad, dan penjelasan Kathy S. Stolley dalam The Basic of Sociology 200585, Simmel berpendapat faktor besarnya kelompok bisa mempengaruhi interaksi yang terjadi di dalamnya. Menurut Simmel, kelompok sosial terkecil terdiri atas 2 orang dan disebut dengan istilah dyad. Kelompok terkecil ini sering kali memiliki hubungan antaranggota yang paling kuat, intim dan akan lenyap ketika salah satu anggotanya pergi. Contoh dyad adalah pasangan suami-istri yang terjalin hubungannya karena pernikahan. Kategori selanjutnya, menurut Simmel, adalah kelompok yang terdiri atas 3 orang anggota atau triad. Penambahan anggota menjadi tiga bisa mengubah dinamika kelompok secara signifikan. Penambahan anggota juga bisa membuat kelompok lebih stabil. Simmel mencatat bahwa orang ketiga ini bisa berperan sebagai mediator ketika dua anggota lain sedang berselisih. Namun, penambahan orang ketiga juga menambah kemungkinan pembentukan koalisi melawan satu orang. Orang yang ketiga juga bisa memicu perselisihan di antara 2 anggota analisis Simmel, semakin besar jumlah anggotanya, suatu kelompok akan lebih stabil. Akan tetapi, hubungan orang dalam kelompok itu pun menjadi semakin kurang intim. Semakin besar suatu kelompok juga membuat ia tidak mudah lenyap saat ada anggota yang keluar atau meninggal. Interaksi dengan anggota di luar kelompok juga dapat meningkat seiring dengan bertambahnya anggota. Kelompok yang makin banyak anggotanya juga cenderung mengembangkan struktur formal seperti birokrasi. Contohnya terlihat di berbagai organisasi sosial maupun politik. Semakin banyak jumlah anggota, bertambah kompleks pula struktur Jenis kelompok sosial menurut Max WeberMax Weber mengkategorisasikan kelompok sosial jadi dua jenis, yaitu kelompok formal formal group dan kelompok informal informal group.Kelompok formal merujuk pada kelompok-kelompok sosial yang mempunyai seperangkat peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan mereka. Contohnya adalah organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, organisasi bisnis dan lain dalam kelompok informal, tidak terdapat struktur dan peraturan organisasi yang bersifat pasti. Kelompok informal umumnya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali atas dasar kepentingan dan pengalaman yang sama di antara para anggotanya. Lingkaran pertemanan atau komunitas geng remaja bisa menjadi contoh kelompok informal. - Pendidikan Penulis Addi M IdhomEditor Iswara N Raditya

apa yang dimaksud dengan in group solidarity